Liputan6com, Jakarta Pengertian diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara. Diskriminasi terjadi ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, golongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lainnya. Biasanya, tindakan diskriminasi ini dilakukan oleh golongan mayoritas
- Yesaya 2912Isi dari ayat Alkitab Yesaya 2912 dikenal dengan sebutan "Bangsa yang Buta". Hal ini bukannya tanpa alasan, semuanya berdasarkan atas kisah yang terjadi di Israel saat 2912 termasuk dalam salah satu ayat dari Pasal Yesaya 29 yang sebenarnya terdiri dari 24 ayat. Menurut buku Pengkajian Kristalisasi Yesaya, Yasperin, 2021, sama seperti ayat-ayat lainnya dalam Alkitab, semuanya saling berhubungan satu sama lain dan akan menimbulkan makna yang ambigu jika diartikan secara Yesaya 2912 tentang Bangsa IsraelKita tahu bahwa Nabi Yesaya hidup di wilayah Yehuda. Kala itu, Tuhan menghukum umat-Nya melalui bangsa Asyur yang menyerang Yehuda. Namun karena berkat Tuhan jugalah, Yehuda diluputkan dan diselamatkan. Meski demikian, ternyata hal ini tidak membuat Yehuda menjadi kaum yang bersyukur dan mereka tetap tidak mau dari Yesaya 2912 adalahDan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab "Aku tidak dapat membaca."Bangsa yang buta! Demikianlah Tuhan menyebut penampilan baik yang ditunjukkan oleh umat Israel di Yehuda. Mereka memoles kejahatan dan ketidaktaatan mereka kepada perintah Tuhan dengan penampilan ibadah yang tampak sempurna. Dengan polesan lahiriah itu mereka berkata, "Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang akan mengenal kita?" ayat 15. Umat ini berpikir bahwa Tuhan dapat mereka kelabui dengan polesan rohani palsu tersebut dan Tuhan tidak akan mengetahuinya karena mereka melakukan semuanya secara sembunyi-sembunyi. Sungguh bangsa yang buta dan juga bodoh!Israel kala itu adalah cerminan dari kebutaan yang disebabkan oleh kekerasan hati dan kebodohan yang diakibatkan oleh kebebalan. Bahkan ketika sang nabi menyampaikan firman Tuhan, mereka justru itu memang firman Tuhan disampaikan kepada mereka dengan cara yang keras karena mereka memang bersalah. Wajar saja bila mereka diperingatkan. Namun, karena mereka hanya mau mendengar firman yang menyenangkan telinga saja, maka firman Tuhan yang sejati diabaikan dan bahkan dicemooh. Tindakan-tindakan tersebut jelas merupakan pemberontakan terhadap Tuhan. Hubungan pribadi mereka dengan Tuhan pun menjadi tidak terpelihara, dan selanjutnya mereka jadi sulit memercayai firman Tuhan. Inilah yang diibaratkan dengan kitab yang tertutup dengan meterai, seperti pada Yesaya 29 ayat 11. Alkitab dan sabda dari para nabi Allah yang setia dan benar, tetap tak dapat dipahami dan tidak relevan bagi "manusia modern" abad kedelapan SM, yang menganggap diri mereka telah lebih maju daripada para leluhur yang mereka anggap "kuno" karena tunduk pada otoritas penyataan 2912 menggambarkan bangsa Israel yang tidak dapat memahami pesan Allah bagi mereka melalui Alkitab. Padahal perlu diingat bahwa firman yang benar tidak selalu berupa penghiburan, melainkan bisa juga seperti palu yang menghancurkan bukit batu Yeremiah 2329. Memang Akan menyakitkan saat mendengarnya, tetapi melaluinya kita akan disadarkan untuk segera bertobat. DNR
YesusKristus mati dan bangkit untuk menebus manusia dari dosa dan memberikan hidup yang kekal bagi semua orang. Dia menawarkan keselamatan itu kepada siapa saja. Diskriminasi dan rasisme hanya bisa dihentikan oleh kasih Diskriminasi dan rasisme tidak bisa dihentikan dengan aksi balas dendam, kebencian dan tindakan anarkis.
Diaberkata, "Kamu akan disebut rumah doa" (lihat Mat. 21:13 ). Yesus sedang mengutip nubuatan Yesaya atas Israel: "Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa" ( Yes. 56:7 ). Saat Allah menyebut kita dengan sebuah sebutan khusus, hal itu menunjukkan karakter kita dan bagaimana kita seharusnya berfungsi dalam Roh Kudus.
UcapanIbrahim ini membuat orang makin kagum karena mereka menganggap Ibrahim adalah orang suci yang mengorbankan apapun untuk kepentingan Tuhan dan orang lain. Setelah sekian lama, Tuhan akhirnya mengaruniakan anak kepada Ibrahim, yaitu Ismail. Ibrahim tenggelam dalam suka cita dan lupa pada sumpahnya.
Danbagian Ketiga memuat informasi tentang penulis.Melihat GMKI secara lebih dekat, melalui cerita kadernya di Rumah Biru, akan lebih menampakan arah gerak organisasi GMKI itu sendiri yang salah satunya adalah sebagai gerakan pengkaderan, GMKI telah terbukti menghasilkan kader-kader berprofil, yang mampu menjadi garam dan terang di medan
ycc0nZR.